BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Dalam mengenal teori – teori bilangan ada dua matematikawan yang
memberikan kontribusi besar dalam pengembangan teori bilangan yaitu
Fermat, dan Wilson. Ketiga matematikawan ini menciptakan teorema – teorema yang diberikan nama sesuai
nama mereka yaitu Teori Fermart, dan Teori Wilson.
Teorema dan konsep terkait yang
dikembangkan oleh dua matematikawan ini memotivasi kami sebagai mahasiswa untuk
membuat makalah agar pembaca lebih
mengenal bagaimana teori ini digunakan dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Dengan mempelajari teorema ini juga, kita bisa mengetahui apa sebenarnya
teorema yang didedikasikan oleh Fermat, dan Wilson
serta bagaimana keterkaitan antara kedua teorema ini. Untuk lebih jelasnya akan
dibahas pada makalah ini.
B.
Rumusan
masalah
1.
Bagaimanakah teorema dari Fermat dan Wilson?
C.
Tujuan
Tujuan
dari makalah ini dibuat selain sebagai tugas dari dosen, makalah ini dibuat
untuk mengetahui :
1.
Untuk mengetahui apa dan bagaimanakah teorema
dari Fermat, dan Wilson
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Teorema Fermat
Teorema Fermat
adalah salah satu teorema paling terkenal di dunia matematika dan dicetuskan
oleh Pierre de Fermat pada abad ke – 17. Pierre De Fermat, seorang
pengacara yang juga matematikawan amatir abad ke – 7, sering menulis komentar – komentar dipinggiran bukunya. Dan yang
paling terkenal sepanjang sejarah adah Teorema Terkahir Fermat (Fermat Last
Theorem). Dinamakan teorema terakhir bukan karena terakhir kali dipublikasikan,
namun yang terakhir kali dibuktikan. Teorema ini
tidak berhasil dibuktikan oleh semua matematikawan – matematikawan dunia selama 357 tahun lebih.
Biasanya pemfaktoran n
melalui tester, yaitu faktor prima yang tidak melebihi
diasumsikan n bulat ganjil. Metoda Fermat
didasarkan pada ide penemuan bilangan bulat x
dan y sehingga n = x2 – y2
n = (x + y)
(x
– y)
Maka (x
+
y)
dan (x – y) adalah faktor dari n.
Sebaliknya bila n = ab, a > b > 1, maka dapat dituslis :
Karena
n ganjil maka a dan b harus ganjil,
oleh karena itu
dan
tak
negatif
B.
Algoritma
1.
Tulis x2
– n = y2
2.
Tentukan k bilangan bulat pertama dimana k2 > n
3.
Urutkan bilangan berikut :
k2 – n, (k + 1) – n, (k + 2)2 – n, (k +
3)2 – n, .....
Hingga langkah ke m sehingga (k + m)2 – n adalah
bilangan kuadrat.
Contoh
:
1.
Faktorkan bilangan n = 119143
Penyelesaian
:
Menentukan k sehingga k2
119143
3452 = 119025
3462 = 119716
Ambil k = 346
2.
Uurutkan bilangan (k + m)2 – n, dengan m = 0, 1, 2, …..,
n
Penyelesaian :
3462 – n = 573
3472 – n = 1266
3482 – n = 1961
3492 – n = 2658
3502 – n = 3375
3512 – n = 4058
3522 – n = 4761
Ternyata sampai pada m = 6 sudah menghasilkan bilangan kuadrat
yaitu :
(346 + 6)2 – 119143 = 4761 = 692. Diperoleh x = 352 , y = 69
Faktorisasi yang
diperoleh adalah
119143 = ( x + y)(x – y) = (352 + 69) (352 – 69) = 421.283
Ciri bilangan kuadrat :
·
Angka terakhirnya kemungkinannya 0, 1, 4, 5, 6 dan 9
·
Dua angka terakhir ada 22 kemungkinan,
C. Generalisasi metoda faktorisasi fermat
Pada metode
sebelumnya, bilangan bulat x dan y
memenuhi n=x2 – y2.
Sekarang x dan y lebih umum, yaitu
cukup memenuhi
x2
y2 (mod n)
misalkan d = gcd (x – y, n) atau d = gcd (x + y, n) maka d|n.
Permasalahannya, apakah d factor sejati, yaitu
1 < d < n ?
dengan asumsi n = pq, p, q prima dengan p < q maka kemungkinan d adalah 1, p, q atau pq.
x2
y2 (mod n)
pq | (x – y)(x
+ y)
lemma euclid
p dan q membagi salah satu faktornya. Bila yang
terjadi adalah
·
p|(x
– y) dan q|(x – y)
pq|(x
– y)
y (mod n), atau
·
p|(x + y)
dan q|(x + y)
pq|(x + y)
- y (mod n).
situasi di mana x
y (mod n)
dikesampingkan. Jadi, d adalah salah
satu p
atau q.
Contoh :
1.
Kita ingin
memfaktorkan n =2189 dengan memperoleh 5792
182(mod 2189). Hitung gcd masing – masing ?
Penyelesaian :
gcd (579 – 18,2189) = gcd (561,2189)=11
gcd (579 +18,2189) = gcd (579,2189)=199
maka diperoleh 2189=11.199
D.
Metoda Kraitchik (1920)
Idenya adalah mencari bilangan x1,x2,…,xk sehingga (x1 – n)…(xk – n)
bilangan kuadrat, katakan y2. Akibatnya dapat ditulis (x1…xk)
y2(mod n). ini menghasilkan factor tak sejati.
Contoh :
1.
Kita akan memfaktorkan n = 12499. ?
Penyelesaian :
Inspeksi awal 1122 = 12544 (Karena k2 harus lebih besar dari n)
Dimulai dari k = 112.
1122 – n = 45 ® 1122
32
5 (mod 12499)
1172 – n = 1190 ® 1172
2
5
7
17 (mod 12499)
1212 – n = 2142 ® 1212
2
(mod 12499)
Jika
kita kalikan hasil – hasil ini maka
akan di peroleh :
(1122
1172
1212)
(2
2
gagal?
Bila
diambil kemungkinan yang lain, mis
1132
2
2 (mod 12499)
1272
2 (mod 12499)
Maka di peroleh :
(113
127)2
(2
2 (mod12499)
2
9902(mod 12499)
Karena 1852
maka kita berhasil.
E.
Teorema “Litle”
Fermat
·
Teorema
Misalkan p prima dan andaikan p
a maka ap –
1
1(mod p).
ilustrasi : p = 3 maka untuk a = 5 berlaku 53
– 1
1 (mod 3). Tetapi untuk a = 6 tidak berlaku
bahwa 63 – 1=36
1(mod 3)
·
Bukti
Kumpulkan p – 1 kelipatan pertama a, yaitu V = {a, 2a, 3a, …, (p
)a}. Diperoleh
fakta :
1. Tidak ada anggota V yang
kongruen satu sama lainnya
2. Tidak ada anggota V yang
kongruen dengan nol. Maka setiap anggota V
pasti kongruen modulo pterhadap salah satu 1,2,…..(p
. Kalikan semua kongruensi ini diperoleh a
F.
Akibat teorema Fermat
·
Kesimpulan
Bila p
prima maka ap
a(mod p) untuk sembarang bilangan bilat a.
·
Bukti
Ada 2 kemungkinan : bila p|a maka pernyataan otomatis
berlaku. Bila p∤a maka dengan teorema fermat
diperoleh ap – 1
1(mod p). Kalikan kedua ruas dengan a, akibat ini terbukti.
Contoh :
Kita akan membuktikan
538
4 (mod 11) ?
Penyelesaian :
Ambil p = 11
a = 5
Dengan fakta : 52
11) maka di peroleh
538 =
3 (52)4
G.
Uji Primalitas dengan
teorema fermat
Bila kongruensi ap
a(mod p) tidak berlaku untuk suatu a maka dipastikan p
komposit.
Bukti :
Ambil sembarang bilangan
prima p dan sembarang bilangan bulat a, maka (a,p)=1 atau (a,p)=p. jika
(a,p)=1, menurut teorema 2 diperoleh bahwa
ap-1 1(mod
p). selanjutnya, jika kedua ruas dikalikan a, maka diperoleh
ap a(mod
p). jika (a,p)=p maka a, sehingga a 0 (mod p) dan
ap 0 (mod
p) pula. Jadi, ap a(mod p).
Contoh :
Misalkan n = 117 ?
Penyelesaian :
Ambil a = 2
Ditulis 2217 = (27)16
Karena 27 = 128
11(mod 117)
maka berlaku:
2117
Tetapi 221 = (27)
Akhirnya diperoleh 2117 = 44
2 (mod 117). Jadi di simpulkan 117 komposit, faktanya
177 = 9
H.
Teorema Wilson
Teorema
Wilson adalah salah satu teorema yang menggambarkan sifat dari bilangan prima.
Menurut teorema wilson, p adalah
bilangan prima jika p membagi (p – 1)! + 1. Begitu pula sebaliknya
suatu bilangan p yang membagi (p – 1)! + 1 maka bilangan tersebut
adalah prima. Secara formal teorema wilson ditulis sebagai berikut:
Teorema wilson : bilangan bulat 1 < p adalah prima jika hanya jika
(p – 1)!
Bukti : “Karena teorema ini berbentuk bi – implikasi, kita harus membuktikannya secara dua arah.
Þ Diberikan bilangan prima p maka dapat dibentuk himpunan bilangan
G = {1, 2, ...., p – 1} yang merupakan grup atas perkalian modulo p. Karena G grup maka setiap elemen
mempunyai
elemen invers
sedemikian hingga
. Jika
maka
Diperoleh nilai
atau
. Dengan kata
lain hanya 1 dan
yang
merupakan invers terhadap dirinya sendiri sedangkan elemen lainnya pada mempunyai invers yang berbeda. Itu berati setiap elemen di berbentuk pasangan {
-1} dengan
-1 kecuali untuk 1 dan
. Jika semua
elemen dikalikan, diperoleh
1
1
) (
Dengan kata lain hasil dari
! pada adalah
dengan
. Dapat disimpulkan
Diketahui
andaikan komposite tidak prima maka mempunyai faktor
prima dengan
. Itu berarti
membagi
dan juga
membagi
, Jelas itu suatu mustahil. Dengan kata lain
adalah hal yang mustahil jika tidak prima.
I.
Bukti Teorema Wilson
"a
adalah invers dari b modulo c" jika
. Istilah ini akan kita pakai dalam pembuktian
teorema ini.
Sebelum
pembuktian, kita lihat ilustrasi ide di balik pembuktian ini.
Tentukan sisa pembagian (7-1)! dibagi 7.
(7-1)! = 6! = 1.2.3.4.5.6.
Selain 1 dan 6, maka kita akan menyusun pasangan-pasangan yang merupakan invers modulo.
Oleh karenanya, kita lakukan grouping sebagai berikut:
6! = 1.(2.4).(3.5).6
Jadi, .
Selain mod 7, kalian juga bisa coba misalnya dengan modulo yang lain, misalnya modulo 11.
Tentukan sisa pembagian (7-1)! dibagi 7.
(7-1)! = 6! = 1.2.3.4.5.6.
Selain 1 dan 6, maka kita akan menyusun pasangan-pasangan yang merupakan invers modulo.
Oleh karenanya, kita lakukan grouping sebagai berikut:
6! = 1.(2.4).(3.5).6
Jadi, .
Selain mod 7, kalian juga bisa coba misalnya dengan modulo yang lain, misalnya modulo 11.
Untuk , maka adalah benar. Jadi, teorema itu benar untuk .
Sekarang, asumsikan adalah bilangan prima yang lebih besar 2.
Dari bilangan 1,2,3,4,5,..., (p-2), (p-1), bilangan yang memiliki invers modulo p terhadap dirinya sendiri HANYA dan . (Bukti ada di kotak di bawah.)
Kita tahu bahwa
memiliki invers modulo dirinya sendiri,
karena
.
memiliki invers modulo dirinya sendiri, karena
.
Lalu bagaimana dengan bilangan selain dan .
Seandainya adalah sembarang integer yang mempunyai invers modulo terhadap dirinya sendiri dan , maka kondisi ini harus berlaku:
memiliki invers modulo dirinya sendiri, karena
.
Lalu bagaimana dengan bilangan selain dan .
Seandainya adalah sembarang integer yang mempunyai invers modulo terhadap dirinya sendiri dan , maka kondisi ini harus berlaku:
Kondisi ini ternyata
berkontradiksi dengan pernyataan awal bahwa
. Jadi, bilangan
dalam
selalu mempunyai pasangan invers modulo dengan
bilangan yang lainnya.
Selanjutnya, kita dapat melakukan grouping sbb:
_______
_______
Jadi, teorema Wilson pun TERBUKTI.